Ilustrasi mal (IDN Times/Yogie Fadila)
Pada 25 Maret 2020, perusahaan ritel, fashion asal Jepang UNIQLO, memutuskan untuk menutup semua gerainya di Indonesia untuk sementara waktu. "UNIQLO memutuskan untuk menutup sementara seluruh tokp UNIQLO di Indonesia mulai 27 Maret - 9 April 2020," tulis UNIQLO dalam akun instagram resminya @uniqloindonesia, Rabu (25/3).
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah pada 28 September mengatakan ada sekitar 1,5 juta tenaga kerja di pusat perbelanjaan yang terpaksa dirumahkan atau berkurang pendapatannya. Angka ini adalah setengah dari total pegawai pusat perbelanjaan yang jumlahnya mencapai tiga juta orang.
PT Matahari Department Store Tbk akan menutup enam gerai besar mereka hingga akhir tahun ini. Penutupan dilakukan karena Matahari menilai keenam gerai sudah tidak menguntungkan. Pada Oktober 2020, Matahari juga telah menutup tujuh gerai mereka di Palembang, Bogor, DKI Jakarta, Balikpapan, Bali, Padang, dan Cirebon karena tidak menguntungkan.
Contoh lainnya adalah Pemegang lisensi KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia (FAST) telah menutup sekitar 97 gerainya menyusul penutupan pusat-pusat perbelanjaan karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. KFC Indonesia juga terpaksa menurunkan hingga menunda pembayaran THR, dengan mekanisme yang bervariasi.
Dewan Penasihat Hippindo, Tutum Rahanta mengatakan penutupan sejumlah gerai yang tidak menguntungkan adalah salah satu strategi untuk sektor ritel bertahan hidup.
Cara lain yang dilakukan agar sektor ritel bisa bernapas. Seperti memberlakukan protokol kesehatan agar masyarakat mau berkunjung, permintaan perpanjangan jam buka di masa PSBB, rencana pesta diskon hingga permintaan insentif kepada pemerintah.
Meski Indonesia sudah mulai kedatangan vaksin, Tutum menilai implementasi nyata dari vaksin itu baru bisa terjadi ketika masyarakat sudah kembali berkaktivitas. Selain itu sektor ritel juga dipengaruhi oleh sektor lainnya.
Jika vaksinisasi berjalan lancar, Tutum memperkirakan pergerakan masyarakat untuk kembali berbelanja di ritel terjadi pada kuartal II 2021. "Karena kuartal II 2021 ada lebaran. Kalau recovery itu tidak terjadi, akan banyak ritel lagi yang bisa tumbang, kita bisa lebih sulit lagi. Karena jika lebih dari itu, nafas kita tidak akan kuat," kata Tutum.