Kamu pasti sudah sangat familier dengan budaya memberi tip, atau uang tambahan kepada pelayan restoran, driver ojek online, atau jasa lainnya. Kebiasaan ini sering dianggap sebagai bentuk apresiasi dan rasa terima kasih atas pelayanan yang baik.
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah uang yang kamu berikan itu benar-benar punya dampak nyata pada kualitas layanan atau malah cuma sekadar norma sosial belaka?
Menurut riset terbaru dalam Management Science oleh Dr. Ran Snitkovsky dari Tel Aviv University dan Prof. Laurens Debo dari Dartmouth College, kebiasaan memberi tip ternyata gak sesederhana 'menghargai jasa orang lain'. Ada banyak faktor psikologis dan sosial yang ikut bermain, bahkan sebagian justru membuat praktik tipping ini terasa sia-sia.
Berikut lima fakta menarik yang diungkap para peneliti!
