Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 di kawasan Asia Tenggara memerlukan kerja sama yang kuat antarnegara di kawasan.
Kerja sama ini penting untuk mendorong transisi energi yang berkelanjutan serta mengalihkan investasi dari bahan bakar fosil di kawasan ini ke energi terbarukan. Hal tersebut disampaikan dalam webinar berjudul Status Transisi Energi di Asia Tenggara Jumat, (29/7/2022).
“Banyak negara di kawasan Asia Tenggara yang masih bergantung pada energi fosil seperti batubara, gas dan minyak. Sementara Asia Tenggara merupakan kawasan yang rentan terhadap dampak krisis iklim. Upaya kolaboratif untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan di kawasan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada usaha global mencapai tujuan Persetujuan Paris,” kata Fabby melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Senin (1/8/2022).