Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal mewaspadai dampak dari fenomena El Nino atau pemanasan suhu muka laut yang berpotensi menimbulkan kekeringan dan kemarau panjang. Fenomena ini akan memberikan pengaruh pada komoditas pangan, salah satunya produk sawit.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan, Kasan Muhri, mengatakan dampak El Nino tidak hanya terjadi pada komoditas sawit di dalam negeri tetapi juga pada produk lain seperti kedelai dan gula dari luar negeri.

Untuk mengantisipasi pergerakan harga, Kasan menjelaskan Kemendag telah melakukan antisipasi melalui penurunan Domestic Market Obligation (DMO) atau pasokan minyak goreng dalam negeri. Kemudian dikeluarkannya kebijakan rasio kuota hak ekspor CPO yang dipangkas menjadi 1:4 serta insentif untuk minyak goreng kemasan dan curah.

"Itu juga menjadi bagian kami mengantisipasi kebutuhan di dalam negeri. Hak ekspor yang ada saat ini masih cukup untuk para produsen atau eksportir melakukan kegiatan ekspor, dari hak ekspor yang ada saat ini maupun dari yang jumlah deposito akan dicairkan secara bertahap selama sembilan bulan," kata Kasan dalam Konferensi Pers, Kamis (27/4/2023).

1. El Nino tak signifikan dampaknya dorong kenaikan harga pangan

Ilustrasi warga berbelanja di Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog di Pasar Induk Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (6/2/2023). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Lebih lanjut, pihaknya akan memonitor pergerakan pasokan dengan melakukan koordinasi bersama Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional untuk memastikan pasokan pangan tetap terjaga kedepannya.

"Adanya dampak dari El Nino itu tidak mempengaruhi terlalu signifikan kepada kenaikan dari harga pangan yang kita konsumsi," tuturnya.

2. Antisipasi sisi hulu dan hilir

Ilustrasi kemarau. Tanah tambak mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019) (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, ada dua upaya yang dilakukan pemerintah untk mengantisipasi El Nino yakni sisi hulu dan hilir.

"Pertama, di sisi hulu mereka harus meningkatkan produksi, mengantisipasi dengan berbagai cara dan itu adalah wilayah di teman-teman Kementan dan teman-teman di (Kementerian) perindustrian," ujar Ketut.

Namun di sisi hilir, pihaknya harus melakukan langkah-langkah penguatan stok dan penguatan cadangan pemerintah.

"Artinya begini, dalam UU pangan nomor 18 tahun 2012 tentang pangan jelas menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat, dalam rangka mengantisipasi segala macam. Kalau El Nino dampaknya apa? Bisa gejolak harga, bisa kekurangan pasokan dan sebagainya," ucap Ketut.

3. Cadangan pangan migor ditetapkan 100 ribu ton

Ilustrasi minyak goreng (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Oleh karenanya, dalam rangka menjaga pasokan dan stabilisasi harga, badan pangan sudah menetapkan cadangan pangan khususnya minyak goreng ini di tahap awal sebanyak kurang lebih 100 ribu ton.

"Ini kita perintahkan kepada Bulog dan ID Food untuk menyiapkan cadangan pangan tersebut dan akan digunakan dalam rangka stabilisasi pasokan maupun harga," tutur Ketut.

Pada tahap berikutnya, Bapanas akan meningkatkan cadangan minyak goreng di kisaran 200 ribu ton hingga 300 ribu ton. Bapanas berharap, Bulog dapat menjadi D1 bukan D2 sehingga mendapatkan harga yang wajar, sehingga Bulog dapat melakukan pengendalian harga minyak goreng.

“Oleh karena itu, kami akan perkuat Bulog dan ID Food dalam rangka distribusi minyak goreng juga, minyak goreng kita maupun minyak goreng curah,” katanya.

Editorial Team