Bandara Halim Perdanakusuma. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)
Dilansir laman Angkasa Pura 2, sejarah Bandara Halim Perdanakusuma bermula pada abad ke-17. Daerah Cililitan, Jakarta Timur, merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki Pieter van der Velde. Tanah tersebut dinamakan Tandjoeng Ost.
Kemudian sekitar 1924, sebagian tanah tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di Kota Batavia. Lapangan terbang tersebut dinamakan Vliegveld Tjililitan (Lapangan Terbang Tjililitan). Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda.
Pada 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia. Ketika itu, lapangan terbang ini langsung dipegang AURI dan dijadikan pangkalan udara militer.
Kemudian, bertepatan dengan 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Sementara, Bandara Halim Perdanakusuma beroperasi menjadi bandara komersial mulai 10 Januari 2014 untuk mengalihkan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang dinilai sudah penuh sesak.