ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencetak defisit Rp77,3 triliun pada semester I 2024. Realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp1.398 triliun, setara 42 persen dari pagu APBN tahun ini yang totalnya Rp3.325,1 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) pada semester I 2024 mencapai Rp997,9 triliun, naik 11,9 persen dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut, Rp487,4 triliun dialokasikan untuk belanja kementerian/lembaga (K/L).
Belanja itu mencakup penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP), Program Keluarga Harapan (PKH), serta berbagai bantuan sosial lainnya. Selain itu, dana ini juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pemeliharaan alutsista strategis, dan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Sementara itu, belanja non-K/L tercatat sebesar Rp510,6 triliun, yang lebih tinggi 7,6 persen dibandingkan semester I 2023. Belanja ini antara lain meliputi subsidi energi dan nonenergi.
Untuk pengelolaan subsidi sendiri, dalam semester I tahun 2024 telah terealisasikan Rp94,1 triliun (32,9 persen dari pagu APBN tahun 2024). Realisasi belanja subsidi tersebut terdiri dari subsidi energi sebesar Rp72,6 triliun dan subsidi nonenergi sebesar Rp21,5 triliun.
Selain itu, realisasi Transfer ke Daerah (TKD) pada semester ini sebesar Rp400,1 triliun. Alokasinya untuk Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Desa.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Sedangkan realisasi pendapatan negara pada semester I 2024 mencapai Rp1.320,7 triliun, setara 47 persen dari target APBN tahun ini yang totalnya Rp2.802,3 triliun namun realisasi pendapatan tersebut turun 6,2 persen (yoy) dibanding semester I tahun lalu.