Ilustrasi orang menyelam di dalam lautan (pexels.com/@pixabay)
Adapun alasan pemerataan karena Kemenparekraf melihat ada pola baru berwisata warga China, di mana 65 persen merupakan anak muda. Wisatawan muda cenderung memiliki durasi berwisata lebih panjang.
Mereka juga menyukai kegiatan petualangan, alam, dan budaya. Untuk itu, Kemenparekraf mempromosikan desa wisata, homestay, dan beberapa destinasi yang kembali ke komunitas di desa-desa pada tahun ini ke wisatan China.
"Seperti di Yogyakarta bikin cokelat dan mandikan kerbau, pengalaman itu yang kami dorong untuk mereka rasakan," ucap Wisnu.
Dia menjelaskan, karakter baru itu terlihat berkat bantuan internet. Para wisman China terlihat lebih betah mendatangi objek pendakian, petualangan di alam, dan menyelam.
Adapun objek-objek tersebut tersebar tak hanya di Bali. Mereka juga datang tidak hanya saat musim liburan pertengahan dan akhir tahun, tapi juga empat musim.
"Kebetulan China ini punya empat kali waktu liburan selama setahun dan itu seperti Chinese New Year itu adalah musim sepi Februari-Maret dan September-Oktober, itu kita dorong,” tuturnya.