Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penghasilan atau gaji (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Bank Mega Syariah menilai kenaikan upah minimum sebesar 6,5 persen pada tahun depan akan berdampak positif terhadap daya beli masyarakat.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi mengatakan pendapatan yang meningkat membuat masyarakat memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di antaranya untuk meningkatkan konsumsi, hingga memanfaatkan layanan keuangan, termasuk menabung dan mengakses fasilitas pembiayaan.

“Kenaikan upah minimum ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap produk pembiayaan perbankan. Dengan pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang membutuhkan pembiayaan, seperti rumah, kendaraan, atau kebutuhan lainnya,” ungkap Raksa dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

 

1. Kredit konsumsi perbankan tumbuh 10,8 persen

Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya bila mengacu data Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit konsumsi perbankan mencapai 10,8 persen year on year / YoY pada Oktober 2024, dengan total penyaluran sebesar Rp2.171,7 triliun.

Angka ini meningkat dibandingkan September 2024, yang mencatat pertumbuhan 10,7 persen YoY sebesar Rp 2.149,6 triliun.

"Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna, yang terus menunjukkan tren positif dalam mendukung kebutuhan konsumsi masyarakat," jelasnya.

2. Bank Mega Syariah fokus kembangkan pembiayaan konsumer

Ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejalan dengan itu pencapaian industri, Raksa menjelaskan pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah tumbuh 24,1 persen YoY mencapai lebih dari Rp421 miliar per November 2024. 

Kemudian pembiayaan pemilikan rumah (PPR) menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan konsumer dengan total Rp346 miliar, tumbuh 23,8 persen  YoY.  Sedangkan, pembiayaan PTA (Pembiayaan Tanpa Agunan) mencapai Rp74,9 miliar, naik 25,6 persen YoY.

Raksa menyampaikan bahwa Bank Mega Syariah fokus mengembangkan pembiayaan konsumer di 2024. Produk yang ditawarkan meliputi Flexi Home, pembiayaan properti dengan harga spesial; Flexi Sejahtera, pembiayaan rumah bersubsidi; dan Flexi Mitra, pembiayaan tanpa agunan untuk pegawai perusahaan mitra Bank Mega Syariah.

“Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) masih menjadi penopang utama pembiayaan konsumer. Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan, Bank Mega Syariah akan fokus pada optimalisasi cross-selling produk-produk syariah yang relevan dengan kebutuhan nasabah, serta memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan strategis,” ujar Raksa.

 

3. DPK bank mega syariah capai Rp10,5 triliun di Oktober

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, kenaikan UMP juga menjadi peluang bagi masyarakat untuk mulai merencanakan keuangan dengan lebih baik, termasuk melalui kebiasaan menabung. 

Bank Mega Syariah menawarkan berbagai produk tabungan yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti Tabungan Berkah Utama IB, Tabungan Haji dan Umrah, hingga Tabungan Simpel untuk pelajar.

"Hingga Oktober 2024, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega Syariah mencapai Rp10,5 triliun. Dari total tersebut rasio dana murah / CASA mencapai 33,5 persen lebih tinggi dari Oktober 2023 yang sebesar 30,5 persen," tegasnya. 

 

Editorial Team