Ilustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Menurut Nicke, hadirnya inovasi yang menghasilkan produk green energy tersebut telah menjawab tantangan energi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus tantangan penyerapan minyak sawit, yang saat ini produksinya mencapai 42 hingga 46 juta Metric Ton dengan serapannya sebagai Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sekitar 11,5 persen. Pada saat bersamaan, di kilang Plaju, Pertamina juga akan membangun unit green diesel dengan kapasitas produksi 20.000 barel per hari.
“Hal ini membuktikan bahwa secara kompetensi dan kapabilitas Pertamina pada khususnya, dan anak negeri pada umumnya, memliki kemampuan dan daya saing dalam menciptakan inovasi, terbukti bahwa kita mampu memproduksi bahan bakar reneawable yang pertama di Indonesia, dan hasilnya tidak kalah dengan perusahaan kelas dunia,” kata dia.
Pengolahan RBDPO menjadi D-100 di kilang Dumai, menurut Nicke, dapat direaksikan dengan bantuan katalis dan gas hidrogen untuk menghasilkan product green diesel. “Katalis yang digunakan adalah Katalis Merah Putih yang produksi putra putri terbaik bangsa di Pertamina Research and Technology Centre, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung,” ujar dia.