Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Pemungutan suara Parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz dilaporkan Reuters bersifat tidak mengikat, karena keputusan akhir berada di tangan dewan keamanan nasional tertinggi Iran. Meski demikian, para analis telah memperkirakan potensi kenaikan harga minyak hingga 5 dolar AS per barel bahkan sebelum hasil pemungutan suara diumumkan.
Kepala analisis geopolitik Rystad, Jorge León menyatakan harga minyak berpotensi melonjak tajam jika Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak di kawasan.
"Dalam skenario ekstrem di mana Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak regional, harga minyak akan melonjak tajam. Bahkan jika tidak ada pembalasan langsung, pasar cenderung memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi," ujarnya.
Analis SEB, Ole Hvalbye juga mencatat harga minyak mentah Brent dapat naik 3 hingga 5 dolar AS per barel saat pasar dibuka. Sementara itu, JP Morgan sebelumnya memperkirakan harga bisa mencapai 130 dolar AS per barel jika penutupan Selat Hormuz berlangsung lama akibat konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah.