Tentara Angkatan Bersenjata Ukraina mengendarai kendaraan peluncur roket otomatis saat berlatih di wilayah Kherson, Ukraina, dalam foto handout yang dirilis pada Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Armed Forces Press Service/Handout via REUTERS/FOC.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan kurs rupiah masih berpotensi mengalami tekanan hari ini terhadap dolar AS seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar soal konflik Rusia dan Ukraina.
Menurut laporan terbaru, Rusia belum mundur dari perbatasan Ukraina dan justru menumpuk pasukan militernya di sana. Kemudian, pada akhir pekan lalu, serangan milier Ukraina ke kelompok separatis pendukung Rusia di Ukraina Timur dikhawatirkan memicu Rusia untuk menyerang Ukraina.
"Kekhawatiran pasar akan potensi terjadinya perang besar yang bisa merontokkan pertumbuhan perekonomian global mendorong sebagian pelaku pasar keluar dari aset berisiko pagi ini dan masuk ke aset aman seperti dolar AS dan emas," kata Ariston, kepada IDN Times, Senin pagi.
Pasar, lanjut Ariston, masih akan terus memantau perkembangan konflik kedua negara tersebut sepanjang pekan ini. Adapun usaha-usaha diplomasi guna meredakan konflik bisa mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko.