Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)
Adapun di kawasan lain seperti Eropa, Jepang, China, dan India, aktivitas ekonomi masih melemah seiring lesunya konsumsi rumah tangga. Meski demikian, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,0 persen menjadi 3,2 persen dalam outlook terbarunya pada Oktober 2025.
“Meski proyeksi tersebut lebih tinggi dari sebelumnya, angka itu tetap sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2024 yang mencapai 3,3 persen. Namun, revisi ini menunjukkan optimisme, didorong oleh ekspansi fiskal di AS serta penurunan inflasi global,” jelas Purbaya.
Sementara itu, momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat dan diperkirakan mencapai target pemerintah pada 2025. Hal ini terlihat dari aktivitas ritel yang tumbuh 5,8 persen secara tahunan pada September.
Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali berada di wilayah ekspansi (di atas 50) selama Agustus–September 2025, didorong oleh kenaikan produksi selama tiga bulan beruntun.
“Pada kuartal III 2025, konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga baik dengan dukungan pemerintah bersama otoritas moneter dan sektor keuangan,” kata Purbaya.