Reed Hastings, pendiri dan pemilik Netflix (netflix.com)
Sebelum sukses dengan Netflix, Hastings terlebih dahulu mendirikan sebuah perusahaan bernama Pure Atria. Di bawah kendalinya sebagai pendiri sekaligus CEO selama enam tahun atau tepatnya sejak 1991-1997, Pure Atria sukses menjadi sebuah perusahaan di bidang piranti lunak.
Namun, sejatinya Hastings tidak ingin menjadi seorang CEO. Hal itu terjadi karena dia menganggap dirinya sendiri sebagai seseorang yang tidak mampu menjadi pemimpin.
Kendati Pure Atria selalu mencatatkan penjualan dua kali lipat setiap tahunnya, Hastings justru selalu mengganti VP Sales selama lima dari total enam tahunnya di perusahaan tersebut.
"Aku tidak mahir memilih. Aku tetap memilih tipe orang yang salah sebab aku tidak banyak mengetahui tentang itu (kepribadian orang) dan yang menjadi masalah sebenarnya adalah aku merasa menjadi sebuah kegagalan karena dengan jelas membuat keputusan yang sangat salah dan aku merasa perusahaan bisa mendapatkan (CEO) yang lebih baik," jelas Hastings seperti dikutip dari FOX Business.
Hastings bahkan dua kali meminta dewan direksi Pure Atria untuk mencari penggantinya sebagai CEO baru. Namun, dua kali pula dewan direksi tersebut mengatakan bahwa lebih baik Hastings yang melakukan kesalahan-kesalahan itu ketimbang orang lain mengambil risiko tersebut.
Pada 1997, Pure Atria dijual ke kompetitor terbesarnya, Rational Software lantaran perusahaan tidak berhasil mencapai targetnya.
"Itu bagaikan sebuah pendaratan yang mulus ketika mungkin saja akhir lebih buruk bisa saja terjadi," kata Hastings.