Atlet muda PB Djarum. IDN Times/Ilyas Listianto Mujib
Siapa tidak kenal dengan Kevin Sanjaya, Mohammad Ahsan, Butet alias Liliyana Natsir atau Liem Swie King? Mereka adalah atlet bulutangkis yang besar dari binaan PB Djarum.
PB Djarum didirikan 51 tahun lalu, 36 tahun lalu atau tepatnya 1984. Ketika itu Indonesia merebut Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia. PB Djarum menyumbangkan 7 dari 8 pemain, seperti Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, dan Hadibowo.
Berbicara prestasi PB Djarum tentu tidak kalah hebatnya. Tapi yang menarik adalah bagaimana Djarum membina altet muda mereka dengan beasiswa Djarum. November 2019, penulis sempat berkunjung ke markas besar PB Djarum di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah.
Di sana banyak anak muda yang berusaha keras untuk menjadi atlet bulu tangkis profesional. Salah satu yang penulis wawancarai adalah Chelsea Marvelyn. Gadis berusia 12 tahun ini lolos setelah empat kali gagal mengikuti audisi. "Senang (bisa lolos), deg-degan juga," katanya kala itu.
PB Djarum menyiapkan asrama dengan 40 kamar yang dibagi menjadi 20 kamar putra dan 20 kamar putri. Meski fokus utamanya adalah berlatih, PB Djarum juga memfasilitasi atletnya dengan pendidikan formal, bekerja sama dengan sekolah Kanisius. Tidak ketinggalan, gizi dan mental atlet muda juga diperhatikan di sini.
Hal menarik lainnya, kalau kamu berjalan sekitar asrama, akan ada tujuh plaza yang memiliki sejarah PB Djarum. Plaza ini semacam hall of fame bagi atlet PB Djarum yang telah menjuarai berbagai kompetisi bergengsi. Ada Plaza Olimpiade, Plaza Thomas, Plaza Uber, Plaza Sudirman, Plaza Peringkat Satu Dunia, Plaza All England, dan Plaza Kejuaraan Dunia.
Mereka yang sudah menjuarai kompetisi tersebut namanya akan diukir di sini seperti Liem Swie King, Hastomo Arbi, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, hingga sang bintang saat ini, Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Selain bulu tangkis, Hartono bersaudara juga mengakuisisi klub sepak bola Eropa klub Serie C Italia, Como 1907 melalui perusahaannya yang bernama SENT Entertainment Ltd dengan harga kurang dari Rp5 miliar untuk menyelamatkan keuangan klub tersebut.
Menariknya, selain menyelamatkan keuangan klub, SENT Entertainment membeli Como agar stadion mereka, Giuseppe Sinigaglia bisa dijadikan markas Garuda Select.