Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapal-kapal pengawal perusak radar Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) bersiaga di Laut China Timur untuk melakukan latihan tempur pada akhir Januari 2021. ANTARA/HO-China Military.

Jakarta, IDN Times - Hubungan antara China dan Taiwan kembali memanas usai Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei. Ketegangan antara negara-negara dengan perekonomian raksasa itu dikhawatirkan berdampak pada perekonomian Indonesia.

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan ketegangan di Taiwan itu belum berdampak pada Tanah Air. Sebab, ketegangan antara negara-negara tersebut dinilainya masih sebatas narasi.

"Kami yakin sampai saat ini relatif dengan situasi belum menyeret ke mana-mana. Jadi tentu ini masih narasi temperatur saja, naik turun," ujar Airlangga di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

1. Konflik Taiwan bisa ganggu rantai pasok semikonduktor

Konferensi pers kondisi terkini perekonomian Indonesia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/8/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Di sisi lain, menurut Airlangga konflik di Taiwan dampaknya lebih terasa pada sektor digital. Sebab, Taiwan merupakan salah satu produsen semikonduktor terbesar di dunia.

"Jadi tentu kita lihat bahwa ke depan sebetulnya ini tak bisa lepas dari perang dagang value chain. Kita ketahui bahwa Taiwan ini salah satu produsen atau nadinya dari digital, dengan produksi semikonductor," tutur Airlangga.

2. Kepentingan negara-negara Eropa bakal terganggu

Editorial Team

Tonton lebih seru di