Petugas PLN memeriksa keandalan jaringan listrik. (dok. PLN)
Pada 2022, rasio elektrifikasi PLN naik dari 97,26 persen pada 2021, menjadi 97,53 persen tahun lalu.
Dalam kesempatan itu juga, Darmawan menyampaikan adanya pengurangan durasi pemadaman hampir 60 persen pada 2022, dari 1.136 menit pada 2019, menjadi 463 menit tahun lalu. Hal itu diperoleh dengan percepatan respons PLN saat ada laporan pemadaman dari pelanggan.
"Artinya respons dari tim PLN bisa lebih cepat, sehingga pelayanan pada pelanggan lebih cepat. Juga frekuensi pemadaman ini kami juga melakukan pembangunan dari enterprise asset management. Kami melakukan predictive maintenance, kami juga melakukan condition based maintenance, sehingga dalam kondisi itu frekuensi pemadaman bisa dikurangi jadi separuhnya," kata dia.
Darmawan juga melaporkan, sampai 2022, PLN mengurangi emisi CO2 sebesar 36 juta ton. Dalam kondisi operasional biasanya atau business as usual, PLN menghasilkan emisi sebesar 277 juta ton. Dengan pengurangan itu, emisi yang dihasilkan PLN turun jadi 241 juta ton.
"Ini tentu saja dengan berbagai extraordinary effort, di antaranya biomass cofiring. Kemudian, kami mengganti pembangkit kami walau dari batu bara yang lama dan boros, kita ganti dengan pembangkit batu bara yang efisien, ini dari PLTU subcritical, menjadi PLTU supercritical, dan juga ultra-supercritical," kata dia.