Jakarta, IDN Times - Pendiri sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, turut hadir dalam film Dirty Vote 2 o3. Pada tayangan berdurasi empat jam di YouTube itu, Bhima menyorot berbagai hal.
Salah satu yang disorot adalah Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang baru diluncurkan pada era Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, keberadaan KDMP saat ini malah menjadi kanibal UMKM di desa-desa.
"Kooperasi Desa Merah Putih ini juga menjadi kanibal terhadap UMKM yang sudah ada di desa-desa," ujarnya seperti dikutip dari YouTube Dirty Vote, Rabu (22/10/2025).
Koperasi Desa Merah Putih Dinilai Jadi Kanibal UMKM Desa

Intinya sih...
Komoditas hampir sama: KDMP bersaing dengan UMKM desa dalam penjualan komoditas yang serupa, seperti gas LPG dan pupuk.
KDMP dinilai top-down: Dengan jumlah KDMP yang mendekati jumlah desa/kelurahan di Indonesia, Bhima menilai KDMP sebagai inisiatif top-down yang bertentangan dengan konsep kooperasi bottom-up.
Mendes sebut KDMP untuk potong rantai distribusi: Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan bahwa tujuan KDMP adalah untuk memotong rantai distribusi panjang dan menghilangkan tengkulak demi kebaikan rakyat.
1. Komoditas hampir sama
Contohnya, jelas Bhima, di desa sudah ada pengecer gas LPG dan pupuk sebelum ada KDMP. Namun, muncul komoditas yang sama saat KDMP lahir dan terjadi perebutan.
"Sama-sama menjual komoditas yang hampir sama di desa-desa," ujarnya.
2. Koperasi Desa Merah Putih dinilai top-down
Bhima memaparkan, saat ini ada 83.700 desa/kelurahan di Indonesia. Namun, jumlah KDMP telah mencapai 81.500 kurang dari setahun,
"Ini artinya apa? Ada kontradiksi di mana Kooperasi Desa Merah Putih sifatnya adalah top-down. Berbeda dengan konsep kooperasi yang sifatnya adalah swaklola dan juga sukarela, bottom-up," ujarnya.
3. Mendes sebut Koperasi Desa Merah Putih untuk potong rantai distribusi
Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengatakan, adanya Koperasi Desa Merah Putih bertujuan untuk menghilangkan rentenir hingga memotong mata rantai distribusi yang panjang, sehingga tengkulak bisa dihilangkan.
“Melalui Koperasi Desa Merah Putih ini bisa memotong itu semua, bisa menyelamatkan rakyat kita, maka tujuannya sangat mulia yang mesti kita sukseskan, mesti bareng-bareng kita kerjakan Pak,” ungkap Yandri, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (19/6/2025).