Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Irene Umar dalam sesi "Real Talk with Uni Lubis : Wamenekraf Irene Umar: I Am On A Life Mission". 12 November 2024. (Youtube.com/IDN Times)
Potret Irene Umar dalam sesi "Real Talk with Uni Lubis : Wamenekraf Irene Umar: I Am On A Life Mission". 12 November 2024. (Youtube.com/IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Pengembangan ekonomi kreatif tidak boleh hanya berfokus pada industri besar atau start up digital. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Irene Umar, mengatakan start up itu hanya sebagian kecil dari ekonomi kreatif.

"Pejuang Ekraf yang sebenarnya itu tersebar di seluruh Indonesia. Mereka bekerja sendiri, kadang bahkan nggak sadar kalau mereka itu entrepreneur," kata Irene kepada IDN Times di sela Indonesia Summit 2025, Rabu (27/8/2025).

Dia menyatakan, justru kekuatan utama ekonomi kreatif Indonesia terletak pada individu-individu yang bergerak di tingkat akar rumput. Irene juga menyoroti para pelaku ekonomi kreatif sering kali menghadapi tantangan dalam pengelolaan keuangan, karena penghasilan mereka cenderung tidak tetap.

"Pendapatan mereka bisa besar dalam satu waktu, tapi bagaimana cara mengelolanya agar sustain? Itulah yang harus kita bantu. Jadi bukan cuma kreatif, tapi juga cerdas secara finansial," jelasnya.

Untuk itu, dia menekankan pentingnya perubahan pola pikir, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan perencanaan keuangan dalam membangun fondasi ekraf yang kuat.

Melihat potensi besar, namun belum terorganisasi ini, Kemenparekraf menggagas program "Ekraf Hunt", sebuah inisiatif pemetaan sumber daya dan talenta kreatif dari Sabang sampai Merauke.

"Indonesia itu kaya, bukan cuma sumber daya alamnya, tapi juga manusianya. Produk-produk kreatif itu aset. Kita harus bisa kelola, petakan, dan koneksikan dengan yang membutuhkan," ujar Irene.

Program ini dirancang menjadi semacam 'yellow pages' ekonomi kreatif yang akan mempermudah pencarian talenta oleh pelaku industri dan memperkuat ekosistem kreatif nasional.

1. Ekonomi kreatif dimulai dari akar rumput

Potret Irene Umar dalam sesi "Real Talk with Uni Lubis : Wamenekraf Irene Umar: I Am On A Life Mission". 12 November 2024. (Youtube.com/IDN Times)

Irene menjelaskan, pendekatan terhadap pengembangan ekonomi kreatif tidak bisa hanya berorientasi pada pertumbuhan startup atau konglomerasi. Sebaliknya, dia menekankan pentingnya menjangkau para pelaku kreatif yang tersebar di tingkat lokal.

Makanya, sejak akhir 2024, Kemenparekraf telah menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Dalam Negeri agar ekosistem kreatif bisa dikembangkan mulai dari level daerah.

"Banyak di antara mereka yang bekerja sendiri, seperti ilustrator, seniman mural, hingga perajin lokal. Mereka itu sebenarnya entrepreneur sejati, hanya saja belum tersentuh sistem pembinaan yang tepat," ujarnya.

Upaya ini juga sekaligus menjadi langkah dalam memperluas inklusi ekonomi kreatif ke seluruh wilayah Nusantara.

2. Wamen Ekraf bagikan kunci bangkitkan ekonomi kreatif

Potret Irene Umar dalam sesi "Real Talk with Uni Lubis : Wamenekraf Irene Umar: I Am On A Life Mission". 12 November 2024. (Youtube.com/IDN Times)

Menurut Irene, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif secara berkelanjutan, pelakunya harus memiliki tiga pondasi penting. Yang pertama adalah perubahan pola pikir, agar mereka sadar bahwa kreativitas mereka punya nilai ekonomi.

Kedua, jiwa kewirausahaan, karena banyak dari mereka beroperasi sebagai pekerja mandiri. Ketiga, perencanaan keuangan, yang menjadi kunci dalam menjaga kestabilan pendapatan yang tidak tetap.

"Kadang saat proyek besar datang, penghasilan bisa melonjak. Tapi kalau tidak dikelola dengan baik, habis juga. Kita harus bantu mereka untuk lebih siap secara finansial," ujarnya.

Edukasi mengenai literasi keuangan dan manajemen usaha akan terus menjadi fokus Kemenparekraf ke depan.

3. Ekraf Hunt langkah nyata pemetaan talenta dan sumber daya

Potret Irene Umar dalam sesi "Real Talk with Uni Lubis : Wamenekraf Irene Umar: I Am On A Life Mission". 12 November 2024. (Youtube.com/IDN Times)

Program Ekraf Hunt hadir sebagai jawaban atas tantangan pemetaan talenta dan sumber daya ekonomi kreatif di Indonesia. Melalui inisiatif ini, Kemenparekraf berupaya mengumpulkan data pelaku, produk, hingga kemampuan teknis dari seluruh penjuru negeri.

Irene menyebut, kehadiran database ini akan mempermudah pihak industri seperti media, startup, dan pemerintah untuk menjalin kolaborasi dengan talenta lokal.

Oleh karena itu, Ekraf Hunt diharapkan menjadi infrastruktur data yang mempercepat koneksi antara talenta kreatif dan peluang pasar, baik domestik maupun global.

Editorial Team