Para wanita Mesir membeli roti sebagai makanan pokok di tengah melonjaknya harga roti akibat pasokan gandum yang terhambat konflik Rusia-Ukraina. (Twitter/Prof. Michael Tanchum)
Kenaikan harga pangan yang terjadi akibat konflik di Ukraina tidak hanya dirasakan oleh warga Palestina di pengungsian, namun juga dirasakan oleh semua negara di kawasan Timur Tengah.
Di Irak, warga pada Rabu turun ke jalan untuk memprotes kenaikan harga pangan. Sementara di Tunisia juga mengalami hal serupa. Presiden Tunisia, Kais Saied, bahkan turun tangan dengan mengumumkan perang terhadap spekulan yang mencoba untuk menimbun bahan pangan seperti gandum dan semolina, dikutip Al Awsat.
Sementara itu, di Mesir, harga roti semakin melonjak. Sebungkus roti berisi lima pipih sekarang dapat dijual seharga 7,5 pound Mesir (sekitar Rp6.861) di wilayah Kairo, naik dari 5 pound seminggu yang lalu.
Dilansir Market Watch, melonjaknya harga pangan disebabkan karena akses kapal dagang melalui Laut Hitam tertutup akibat konflik kedua negara. Bahan pangan seperti Gandum, jagung, dan biji bunga matahari terjebak di dalam negeri dan tidak akan diekspor.