Jakarta, IDN Times – Setelah mengalami krisis ekonomi selama beberapa waktu terakhir, Sri Lanka terperosok ke titik terburuk. Pada Jumat (24/6/2022), Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, menyatakan perekonomian negara yang dicengkram utang menggunung itu, telah runtuh alias bangkrut.
Krisis tersebut menjadi yang terburuk bagi negara itu. Sri Lanka sudah kehabisan uang dan bahan bakar minyak (BBM) mereka. Tidak ada uang untuk mengimpor kebutuhan pokok dan mereka sudah gagal membayar utangnya.
Krisis ini dinilai, makin buruk karena Pemerintah Presiden Gotabaya Rajapaksa telah melakukan kesalahan dalam penanganan ekonominya, dan negara tersebut telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri dalam upaya untuk menjaga cadangan devisanya yang rendah.
Sri Lanka sempat pula mencari bantuan pinjaman dari negara tetangga seperti India dan China, bahkan Dana Moneter Internasional (IMF).
Seperti apa kronologi hingga negara tersebut bangkrut?