Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kantor Bank Tabungan Negara (BTN)
Ilustrasi kantor BTN (btn.co.id)

Intinya sih...

  • Aturan baru dari pemerintah bisa dongkrak permintaan KPR subsidi Selain itu, Nixon berharap dukungan kebijakan pemerintah berupa aturan baru terkait maksimal penghasilan untuk MBR penerima program FLPP dapat membantu mendongkrak permintaan KPR Subsidi.

  • Kinerja penyaluran kredit BTN hingga semester I-2025 BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 6,8 persen yoy menjadi Rp376,11 triliun, dengan penyaluran kredit ke sektor perumahan naik 6,2 persen menjadi Rp317,77 triliun.

  • BTN bukukan laba bersih Rp1,7 triliun Pertumbuhan kredit BTN menghasilkan pendap

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan pertumbuhan kredit hingga 9 persen year on year (yoy) pada 2025.

Target itu tidak terlepas dari adanya penambahan kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan dukungan kebijakan pemerintah di sektor perumahan.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menjelaskan, kuota KPR FLPP pada 2024 sebesar 220 ribu unit. Penambahan kuota tahun ini diyakini Nixon memberikan ruang tambahan bagi BTN untuk menyalurkan KPR Subsidi. Dengan penambahan tersebut, Nixon memproyeksikan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih tinggi dari kisaran yang dipatok sebelumnya, yaitu sekitar 7-8 persen.

"Pertumbuhan kredit pada 2025 kami harapkan berada di kisaran 7-9 persen, sejalan dengan adanya tambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada akhir Juni yang lalu. Realisasi KPR Subsidi nasional masih di angka 121.000 unit rumah, sedangkan BTN sudah menyalurkan hampir 100.000 atau 78 persen dari total nasional. Kami berharap ada dorongan positif dari kuota yang lebih banyak tahun ini," tutur Nixon dalam public expose, Rabu (10/9/2025).

1. Aturan baru dari pemerintah bisa dongkrak permintaan KPR subsidi

Rumah FLPP Pusaka Kemantren di Desa Mantren Kecamatan Karangrejo Magetan. IDN Times/ Riyanto.

Selain itu, Nixon berharap dukungan kebijakan pemerintah berupa aturan baru terkait maksimal penghasilan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) penerima program FLPP dapat membantu mendongkrak permintaan KPR Subsidi.

Dengan demikian, hal tersebut bisa berdampak positif bagi pertumbuhan kredit BTN secara keseluruhan.

“Di aturan yang baru, maksimal penghasilan MBR terbagi dalam beberapa zona. Untuk Jabodetabek ditetapkan Rp12 juta untuk single income dan Rp14 juta untuk joint income bersama pasangan. Mudah-mudahan kebijakan ini dapat memperbaiki kemampuan bayar para pembeli rumah,” kata Nixon.

2. Kinerja penyaluran kredit BTN hingga semester I-2025

Ditopang KPR & Efisiensi, Laba BTN Naik 13,6% jadi Rp1,7 Triliun/Dok BTN

Sebelumnya diberitakan, BTN mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 6,8 persen yoy menjadi Rp376,11 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp352,06 triliun.

"Pertumbuhan kredit tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan, yang naik 6,2 persen menjadi Rp317,77 triliun dan sektor non-perumahan (non-housing loan) yang naik 10,5 persen yoy menjadi Rp58,34 triliun," ujar Nixon.

Di sektor perumahan, kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi naik 6,5 persen menjadi Rp182,17 triliun, sedangkan KPR non-subsidi secara keseluruhan bertumbuh 8,8 persen menjadi Rp110,72 triliun.

3. BTN bukukan laba bersih Rp1,7 triliun

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, pertumbuhan kredit BTN hingga semester I-2025 menghasilkan pendapatan bunga kredit (interest income) yang naik 23,5 persen yoy menjadi Rp18,50 triliun hingga Juni 2025.

Capaian itu melampaui pertumbuhan biaya bunga yang sebesar 2,3 persen yoy berkat upaya BTN mengatur ulang struktur pendanaannya. Hasilnya, BTN mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp9,34 triliun atau naik 55,1 persen yoy hingga semester I-2025.

Adapun margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat naik 139 basis poin (bps) menjadi 4,4 persen per akhir Juni 2025.

“Atas pencapaian tersebut, BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada akhir semester I-2025, bertumbuh double digit sebesar 13,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun,” ujar Nixon.

Editorial Team