Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyoroti kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan pemangkasan yang lebih sedikit pada 2024.
Memang, bank sentral AS mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25-5,50 persen pada Rabu (20/9/2023) seperti yang diperkirakan banyak pelaku pasar uang. Namun, Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, memperingkatkan soal peningkatan inflasi dan ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini.
"Ini memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Powell juga meningkatkan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini," ujar Ibrahim.
Menurutnya, dalam pidatonya, Powell memberikan nada yang jauh lebih hawkish daripada perkiraan pasar. Sikap hawkish bank sentral mengindikasikan kecenderungan mengambil tindakan lebih ketat untuk mengendalikan inflasi, salah satunya menaikkan suku bunga.
"Suku bunga akan menjadi tren sekitar 5,1 persen hingga tahun 2024. Perkiraan tersebut menunjukkan hanya ada dua potensi penurunan suku bunga tahun depan, lebih kecil dari empat penurunan suku bunga dari prediksi pasar," ujarnya.