Potret komplek perumahan bersubsidi dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (dok. Kementerian PUPR)
Penyaluran KPR subsidi BTN hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, KPR nonsubsidi BTN bertumbuh 8,1 persen menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I-2025.
Nixon mengatakan, BTN optimistis dengan potensi pertumbuhan kredit pada tahun ini seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan dengan menyiapkan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat dari berbagai profesi, yakni di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia (PMI), serta personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian, dan tenaga kerja informal lainnya.
Selain itu, potensi peningkatan penyaluran kredit juga akan dipicu oleh inisiatif kemitraan strategis BTN dengan investor asal Qatar, yakni AlQilaa International Group untuk pembangunan 1 juta unit hunian di Indonesia, dengan tahap awal sebanyak 100.000 unit hunian.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pembangunan perumahan nasional yang telah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dengan Perwakilan Kerajaan Qatar sekaligus Chairman AlQilaa International Group, Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani pada awal Januari 2025.
“BTN meyakini bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan perumahan akan berdampak positif bagi berbagai subsektor di ekosistem perumahan nasional serta dampak turunannya ke sektor-sektor lainnya. Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” kata Nixon.