Laba yang telah disesuaikan kuartal kedua 2022 milik Shell juga naik menjadi 11,47 miliar dolar AS. Angka tersebut di atas perkiraan senilai 11 miliar dolar AS oleh analis dalam jajak pendapat yang disediakan oleh perusahaan beberapa waktu lalu. Laba perusahaan naik dari 5,5 miliar dolar AS setahun sebelumnya dan dari 9,1 miliar dolar AS pada kuartal pertama 2022.
Margin laba penyulingan Shell naik tiga kali lipat pada kuartal kedua 2022 menjadi 28 dolar AS per barel. Shell menyatakan utilisasi kilang akan meningkat menjadi 90-98 persen pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan angka 84 persen pada kuartal kedua. Produksi migas pada kuartal II turun 2 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 2,9 juta barrels of oil equivalent per day (boepd).
Volume pencairan LNG Shell mencapai 7,66 juta ton pada kuartal kedua, turun dari 8 juta pada kuartal sebelumnya. Volume diperkirakan turun menjadi antara 6,9-7,5 juta pada kuartal ketiga karena pemogokan di situs Prelude Australia dan upaya pemeliharaan.
Shell menggunakan lonjakan pendapatan tunai untuk lebih mengurangi utangnya, yang mencapai 46,4 miliar dolar AS pada akhir Juni dibandingkan dengan 48,5 miliar dolar AS tiga bulan sebelumnya. Rasio utang terhadap kapitalisasi, atau gearing, turun menjadi 19,3 persen.