Ilustrasi gedung-gedung bertingkat di Jakarta. (IDN Times/Herka Yanis)
Tel Aviv menduduki peringkat teratas untuk pertama kalinya setelah naik dari tempat kelima tahun lalu. Kenaikan Tel Aviv terutama mencerminkan kekuatan mata uang Israel, syikal, terhadap dolar AS, dan kenaikan harga untuk sekitar sepersepuluh barang di kota itu. Di mana kenaikan harga barang tertinggi dalam mata uang lokal dipimpin oleh bahan makanan dan transportasi.
Kota yang mencatatkan kenaikan peringkat terbesar adalah Teheran (Iran), yang naik dari peringkat 79 ke 29 karena sanksi AS menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga.
Secara umum, peringkat teratas masih didominasi oleh kota-kota Eropa dan Asia maju, sementara kota-kota Amerika Utara dan China tetap relatif murah. Kota-kota termurah utamanya berada di Timur Tengah dan Afrika, atau wilayah Asia yang lebih miskin.
Damaskus (Suriah) telah mempertahankan tempatnya sebagai kota termurah di dunia untuk ditinggali. Kota ini berada di urutan terbawah dalam tujuh dari sepuluh kategori harga, dan mendekati posisi terbawah dalam tiga kategori lainnya.
Kedua dari bawah adalah Tripoli (Libya), yang merupakan salah satu dari 40 kota baru yang ditambahkan ke peringkat EIU tahun ini. Secara total, sepuluh kota baru berada di 50 terbawah indeks WCOL tahun ini, sementara hanya tiga kota baru yang muncul di 50 teratas.
“Kota-kota baru yang paling mahal adalah Edinburgh (Inggris), yang menempati urutan ke-27,” menurut laporan itu.
Berikut 5 besar kota termahal di dunia:
1. Tel Aviv (Israel)
2. Paris (Prancis)
3. Singapore (Singapura)
4. Zurich (Swiss)
5. Hong Kong (China)