(Ki-ka) Country Manager Bank of China, Jakarta Branch Zhang Cao Yang, Chief Finance Officer of China Electric Power and Technology Corporation, Yang Guo dan Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong berfoto bersama pada acara penandatanganan kerja sama pinjaman bersindikasi di Jakarta, Rabu (12/4/2023) untuk mendukung layanan AMI milik PLN. (dok. Bank DBS Indonesia)
Proses transisi energi konvensional menuju energi terbarukan di Indonesia bukan tanpa tantangan di antaranya adalah keamanan pasokan, keberlanjutan, serta keterjangkauan harga.
Dengan kata lain, proses transisi ini membutuhkan dana yang besar. Salah satunya untuk membangun fasilitas baru, pengadaan teknologi, serta menciptakan independensi atas ketersediaan bahan baku.
DBS Indonesia, sebagai salah satu instansi yang memiliki prinsip purpose-driven bank memberikan pembiayaan berupa green loans, sustainability-linked loans, dan transition loans sebagai kontribusi mewujudkan Indonesia Emisi Nol Bersih tahun 2060.
Executive Director, Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Heru Hatman mengatakan bahwa pada tahun 2022 Bank DBS Indonesia telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp2 triliun untuk membantu sejumlah korporasi dalam bertransisi. “Hal ini sejalan dengan semangat kami untuk menjadi Bank of Choice for Transition”, lanjutnya.
Lebih jauh, DBS Group mengambil langkah proaktif salah satunya dengan meluncurkan panduan dekarbonisasi bertajuk “Our Path to Net Zero-Supporting Asia’s Transition to a Low-carbon Economy”.
Dalam panduan tersebut, terdapat sembilan sektor yang menjadi fokus utama yaitu aviasi, otomotif, properti, properti, kimia, pangan dan pertanian, minyak dan gas, energi, serta baja dan pelayaran. (WEB)