Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi PT Vale Indonesia (pexels.com/TomFisk)

Bicara tentang pertambangan, sudah pasti tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan mengenai lingkungan. Hal tersebut karena pertambangan merupakan kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam dalam proses operasionalnya sehingga akan memberikan dampak langsung terhadap lingkungan. Sayangnya, dampak lingkungan biasanya cenderung negatif, seperti penurunan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro, dan terganggunya keanekaragaman hayati. Pemerintah telah menegaskan bahwa perusahaan pertambangan wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) sebelum memulai kegiatan dan melakukan pemulihan lingkungan setelah kegiatan. 

Sebagai perusahaan tambang yang mengedepankan prinsip berkelanjutan, PT Vale Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk memenuhi persyaratan pemerintah tersebut dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Komitmen tersebut berhasil menempatkan PT Vale Indonesia sebagai pionir dalam industri tambang dengan peningkatan signifikan dalam peringkat risiko ESG dan kepemimpinan pada sektor nikel Indonesia. 

Bukan hanya berfokus untuk mendapatkan keuntungan melalui proses bisnisnya, PT Vale Indonesia juga menyebarkan upaya #MenambangKebaikan untuk membuktikan bahwa perusahaan tambang juga mampu berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Perusahaan ini telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis guna menunjukkan tanggung jawabnya dalam meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan melestarikan alam untuk generasi mendatang. Terdapat tiga langkah yang dilakukan PT Vale untuk menjaga kualitas lingkungan. Apa saja?

1. Pengurangan emisi hasil tambang

PT Vale Indonesia (vale.com)

Sebagai industri yang dikenal memiliki jejak emisi tinggi, PT Vale Indonesia berupaya membalikkan stigma dengan menggunakan energi terbarukan sebagai sumber energi operasionalnya. Hal ini ditandai dengan adanya dimilikinya tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe. Penggunaan PLTA tersebut berhasil mengurangi emisi sekitar 1 juta ton CO2e per tahun.

Bukan hanya untuk kebutuhan utama perusahaan, hasil energi dari PLTA ini juga didistribusikan sebagai sumber energi listrik untuk masyarakat di Luwu Timur. Dari 365 megawatt listrik yang dihasilkan, PT Vale Indonesia menyalurkan 10 megawatt kepada masyarakat melalui jaringan PLN. Upaya dari PT Vale ini membuktikan bahwa perusahaan tambang juga mampu mengoperasikan bisnis sekaligus menambang kebaikan. 

Pengurangan emisi tidak hanya dilakukan pada emisi gas rumah kaca, tetapi juga untuk emisi lainnya melalui aglomerasi debu, pemasangan electrostatic precipitator (ESP) untuk mengurangi emisi partikulat, dan penggunaan marine fuel oil (MFO) untuk mengendalikan emisi SO2. Seluruh hasil emisi diukur untuk membantu tercapainya net-zero emissions (NZE) pada 2060.

2. Penerapan rehabilitasi dan reklamasi pascatambang

Editorial Team

EditorYudha

Tonton lebih seru di