Direktur Utama Bulog, Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI. (dok. YouTube Komisi IV DPR RI)
Persoalan kenaikan harga beras itu pun masuk pembahasan rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, kemudian dilanjutkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Di saat harga beras melonjak, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog kian menipis. Per 22 November 2022, stoknya tinggal 426 ribu ton.
Diperlukan pasokan beras untuk meningkatkan stok CBP di gudang Bulog, sehingga perusahaan pelat merah tersebut bisa melakukan operasi pasar.
Pada awal November 2022, dalam rakortas, Kementerian Pertanian (Kementan) berjanji memasok beras ke Bulog hingga 500 ribu ton dalam 1 minggu ke depan.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV pada 23 November lalu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan Kementan tak memenuhi janji tersebut.
"Hari ini barangnya tidak ada. Ini harus kita pertanggung jawabkan. Jadi kalau ada yang masih katakan ada, ya saya mohon maaf, itu yang harus bertanggung jawab kalau ada apa-apa. Jangan nanti kalau ada apa-apa jadi lempar handuk, jadi kambing hitam," ujar Buwas.
Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi masih menyanggupi untuk memasok beras 500 ribu ton ke Bulog. Suwandi bersikeras stok tersebut tersedia di penggilingan dan di pedagang.
"Ada di penggilingan dan di pedagang," kata Suwandi.
Merespons hal tersebut, Buwas mengingatkan Suwandi untuk tidak main-main atas pernyataannya.
"Kami menanyakan ini ada saksi kepolisian dan TNI. Ini tidak main-main. Makanya kalau ada Dirjen salah-salah ngomong ini juga mengerikan sekali, pertarungannya pertarungan negara. Pak Wandi sudah janji dua kali ini, jangan main-main ini. Ini pertaruhan negara ini," kata Buwas.
RDP itu berakhir dengan kesepakatan Kementan harus memasok 600 ribu ton beras kepada Bulog dalam 1 minggu ke depan. Namun, hingga 7 Desember 2022, Bulog hanya mendapatkan stok beras 166 ribu ton.
Bulog sendiri memperoleh daftar penggilingan yang dinyatakan mampu memasok 600 ribu ton beras. Daftar itu diberikan oleh Kementan. Namun, Buwas mengatakan dari daftar itu, tak semua penggilingan mau menjual stok berasnya ke Bulog.