Train attendant yang bertugas mengawasi jalannya kereta LRT Jabodebek selama perjalanan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
LRT Jabodebek sendiri adalah kereta yang melaju tanpa masinis, karena menggunakan teknologi Grade of Automation (GoA) level 3.
Meski begitu, dalam setiap perjalanan, akan ada satu orang train attendant dan satu orang petugas keamanan yang berjaga. Sehingga, ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, train attendant tersebut bisa langsung bertugas sebagai masinis untuk mengendalikan kereta agar tetap aman.
"Lebih dari 60 persen karena faktor manusia dalam kecelakaan, karena kelelahan dan sebagainya. Kenapa ini lebih aman? Pertama sistem keamanan kita berlapis, jadi artinya ketika kita meng-install sistem perjalanan ke dalam kereta ini, di situ ada berbagai sistem yang mengatur ketika dia berjalan lebih dari 80 km per jam maka sistem akan rem sendiri," ucap Koeswardojo.
Dia juga mengatakan, LRT Jabodebek akan berhenti secara otomatis ketika ada deteksi gempa. Sehingga, dipastikan kereta tersebut tetap bisa beroperasi dengan aman meski tanpa masinis.
"Dan kereta akan melaju lagi ketika kondisi sudah dimungkinkan. Insyaallah jauh lebih aman," tutur Koeswardojo.