Jakarta, IDN Times - Sudah berbulan-bulan masyarakat Indonesia berurusan dengan permasalahan minyak goreng. Meski Indonesia merupakan produsen minyak goreng kelapa sawit terbesar di dunia, tetapi masyarakatnya harus menghadapi kenyataan pahit, mulai dari stok langka hingga harga yang menggila.
Tingginya harga minyak goreng disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku, yakni minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di pasar internasional. Meski pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan untuk menjaga harga minyak goreng di dalam negeri agar tak terpengaruh pergerakan internasional, namun masyarakat belum juga menikmati kemudahan mendapat minyak goreng dengan harga terjangkau.
Adapun kebijakan yang berlaku saat ini ialah harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp14.000 per liter, atau Rp15.500 per kilogram (kg), yang diiringi dengan pemberian subsidi melalui produsen.
Lantas, bagaimana kondisi terkini harga minyak goreng curah? Menurut Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga minyak goreng curah rata-rata nasional masih mencapai Rp18.300 per liter pada Selasa (29/3/2022) kemarin.
Sementara itu, menurut situs Informasi Pangan Jakarta, harga rata-rata minyak goreng curah di DKI Jakarta per Rabu (29/3) mencapai Rp19.452 per kg. Bahkan, di beberapa pasar, harganya tembus di atas Rp20.000 per kg. Misalnya di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan tembus Rp24.000 per kg. Lalu di Pasar Cijantung, Jakarta Timur, dan Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, harga minyak goreng curah tembus Rp23.000 per kg.
Artinya, meski sudah dua minggu HET minyak goreng curah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan nomor 11 tahun 2022. Namun kenyataannya, harga di pasaran belum sesuai HET.