Nasabah Bank Mandiri tengah menggunakan aplikasi Livin by Mandiri. (Dok. Bank Mandiri)
Potensi sustainable financing di Indonesia sangatlah besar. Dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting and Related Meetings, Selasa (22/8/2023), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, Indonesia setidaknya membutuhkan investasi sebesar USD200 miliar untuk pembangunan berkelanjutan dalam 10 tahun ke depan.
Dalam hal ini, Bank Mandiri berkomitmen terus mengembangkan sustainable banking. Bank bersandi saham BMRI ini konsisten mengembangkan produk-produk keuangan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan hijau (green financing) maupun dari sisi pendanaan (sustainable funding instruments).
Penyaluran green financing Bank Mandiri pun secara konsisten terus bertumbuh sebagai wujud penerapan keuangan berkelanjutan dan implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG). BMRI mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hijau naik 10,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp115 triliun per Juni 2023.
Realisasi tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai market leader green financing di industri perbankan tanah air. Hingga paruh pertama 2023, penyaluran green financing bank pelat merah ini berkontribusi sebesar 11,7 persen dari total portofolio kredit.
“Realisasi ini merupakan bukti nyata penerapan keuangan berkelanjutan oleh Bank Mandiri sekaligus wujud komitmen kami mendukung transisi Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 dan tercapainya United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs),” jelas Alexandra.