Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Intinya sih...

  • Rupiah menguat tipis di level Rp15.860 per dolar AS, namun berbalik melemah ke Rp15.869 pada pukul 09.27 WIB.
  • Analis memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan stimulus lebih besar dari China.
  • Ketegangan geopolitik di Suriah dan ketidakpastian suku bunga AS mendorong pelaku pasar untuk beralih ke dolar AS dan obligasi pemerintah.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berusaha menentukan arah dalam perdagangan Selasa (10/12/2024).

Rupiah tercatat menguat tipis di level Rp15.860 per dolar AS atau menguat 6,50 poin atau 0,04 persen hingga pukul 09.11 WIB. Namun, rupiah berbalik arah dengan melemah 2,5 poin atau 0,02 persen ke Rp15.869 pada pukul 09.27 WIB.

1. Rupiah diprediksi menguat terbatas

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan bergerak dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas.

"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan stimulus yang lebih besar dari China," ujarnya.

Stimulus yang dimaksud adalah serangkaian kebijakan fiskal dan moneter pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya. Namun, investor cenderung mengambil sikap wait and see menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan keluar pada Rabu (11/12/2024).

2. Sederet sentimen yang dorong permintaan dolar AS

Pada perdagangan kemarin, Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut meningkatnya ketegangan geopolitik di Suriah dan ketidakpastian terkait suku bunga AS telah mendorong pelaku pasar untuk beralih ke dolar AS dan obligasi pemerintah.

Ibrahim juga mencatat, konflik di Suriah melibatkan banyak aktor regional, termasuk Turki, Iran, dan Israel, sehingga meningkatkan risiko geopolitik lebih jauh.

Situasi politik Korea Selatan turut menambah tekanan pasar, dengan Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi penyelidikan kriminal dan desakan untuk mundur meskipun selamat dari pemakzulan.

Di tengah situasi ini, pasar masih mengantisipasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat.

"Namun, prospek jangka panjang bank sentral terhadap suku bunga berubah tidak pasti, dengan inflasi tinggi dan ketahanan ekonomi yang kemungkinan akan memicu pelonggaran lebih lambat pada 2025," ujarnya.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan, dengan kemungkinan ditutup melemah di rentang Rp15.850 hingga Rp15.920 per dolar AS.

Sementara, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.800 hingga Rp15.900 per dolar AS selama perdagangan hari ini.

Editorial Team