Pada perdagangan kemarin, Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut meningkatnya ketegangan geopolitik di Suriah dan ketidakpastian terkait suku bunga AS telah mendorong pelaku pasar untuk beralih ke dolar AS dan obligasi pemerintah.
Ibrahim juga mencatat, konflik di Suriah melibatkan banyak aktor regional, termasuk Turki, Iran, dan Israel, sehingga meningkatkan risiko geopolitik lebih jauh.
Situasi politik Korea Selatan turut menambah tekanan pasar, dengan Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi penyelidikan kriminal dan desakan untuk mundur meskipun selamat dari pemakzulan.
Di tengah situasi ini, pasar masih mengantisipasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat.
"Namun, prospek jangka panjang bank sentral terhadap suku bunga berubah tidak pasti, dengan inflasi tinggi dan ketahanan ekonomi yang kemungkinan akan memicu pelonggaran lebih lambat pada 2025," ujarnya.