ilustrasi robot trading (IDN Times/Aditya Pratama)
Dalam kesempatan itu, Didid juga menyampaikan kinerja terkini perdagangan berjangka komiditi. Pada semester I-2023, nilai transaksi PBK menurun hingga 11 persen dibandingkan semester I-2022.
"Salah satu penunjang perekonomian kita adalah PBK. Ini salah satu yang mendukung perekonomian. Walaupun Bappebti melihat angkanya dibandingkan 2022, di 2023 justru ada penurunan yang lumayan signifikan. Januari-Juni 2023 dibandingkan dengan 2022, kita turun 11 persen," ucap Didid.
Menurut analisis Bappebti, salah satu penyebab penurunan kinerja PBK di awal 2023 ialah menurunnya kepercayaan masyarakat pada PBK. Lebih lanjut, Didid mengatakan, penurunan kepercayaan itu disinyalir karena banyaknya kasus PBK ilegal yang memakan korban di tahun 2022, seperti robot trading.
"Di 2022, banyak sekali kasus 'yang mengatasnamakan PBK' walaupun itu ternyata itu bukan PBK. Misalnya kasus robot trading, itu bukan PBK. Tapi dia mengatakan trading, jadi seolah-olah itu PBK, padahal itu bukan. Kasus-kasus yang sudah diungkap kepolisian, itu tidak berkaitan PBK. Tapi kasus-kasus itu tampaknya mempengaruhi minat masyarakat di transaksi PBK di 2023 ini," kata Didid.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan kinerja PBK, caranya ialah dengan memberikan transparansi kepada masyarakat tentang PBK itu sendiri.
Namun, Didid menegaskan, hal itu tak bisa dilakukan sendiri, tapi juga perlu didukung oleh pelaku usaha serta broker.
"Kita gak bisa ayo dong percaya, gak bisa. Tapi kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa main di PBK, investasi di PBK ini memberikan kejelasan, bisa diyakini. Soal menguntungkan atau tidak itu soal lain. Jadi termasuk promosi kita hari ini, semudah itu transaksi, iya. Tapi kami juga membuat rambu-rambu, bahwa semuanya harus jelas. Siapa yang transaksi harus jelas," tutur Didid.