Jakarta, IDN Times - Beberapa perusahaan atau startup teknologi telah memutuskan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menjadikannya sebagai perusahaan publik.
Tahun lalu ada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan tahun ini ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) serta PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli yang juga meramaikan pasar modal Indonesia.
Blibli sendiri menurut jadwal bakal mencatatkan saham perdananya di BEI pada Selasa (8/11/2022). Namun, IPO Blibli mendapat sorotan karena dilakukan di tengah pelemahan ekonomi global, termasuk juga menurunnya performa perusahaan-perusahaan teknologi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Muhammad Andri Perdana mengatakan, IPO Blibli jutsru memiliki competitive advantage tersendiri.
Hal itu karena tujuan penggunaan dana IPO Blibli yang ditujukan untuk perbaikan struktur usaha perseroan. Di saat para startup lain mengalami kesulitan pendanaan, salah satunya karena kondisi ekonomi yang diproyeksikan akan mengalami resesi pada 2023, dana segar hasil IPO ini tentunya menjadi berita baik untuk Blibli.
"Sebanyak Rp5,5 triliun dari Blibli itu digunakan untuk memperbaiki dari struktur modal, mengurangi utang, sehingga dapat mengurangi Debt Equity Rasionya (DER). Dengan penurunan DER ini, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki, termasuk potensi pembagian dividen kepada investor di masa mendatang," tutur Andri, Minggu (6/11/2022).