Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mawatu, Kawasan Pariwisata dan Komersial Terpadu di Indonesia Timur - 2.PNG
Pusat kota baru di Labuan Bajo, Mawatu. (Dok Vasanta Group)

Intinya sih...

  • Popularitas Labuan Bajo terus meningkat dengan lonjakan jumlah penumpang dan kunjungan wisatawan domestik.

  • Mawatu akan membuka pengalaman lengkap bagi pengunjung dengan berbagai fasilitas gaya hidup.

  • Pengembangan Mawatu mencakup Commercial Village, bioskop, brand retail, beach club, dan fasilitas modern lainnya.

  • Lebih dari seratus tenant dan fasilitas modern siap menjadi pusat gaya hidup dan pariwisata di Indonesia Timur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Hadir sebagai pusat kota baru di Labuan Bajo, Mawatu dikembangkan sebagai destinasi gaya hidup yang memadukan pariwisata, komersial, dan komunitas. Proyek yang digarap oleh Vasanta Group ini menghadirkan infrastruktur modern dengan tetap menekankan pada pariwisata berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi lokal, serta pelestarian lingkungan.

Di satu kawasan, pengunjung dapat menikmati pengalaman lengkap, mulai dari akomodasi, retail, kuliner, pertunjukan budaya, hingga hiburan, dalam suasana yang dinamis dan terbuka bagi pengunjung dari seluruh dunia.

1. Pariwisata Labuan Bajo Tumbuh Pesat

Pusat kota baru di Labuan Bajo, Mawatu. (Dok Vasanta Group)

Popularitas Labuan Bajo sebagai gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan rilis resmi BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jumlah penumpang di Bandara Komodo pada Juni 2025 meningkat sekitar 8,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya 1 .

Sementara itu, BPS Kabupaten Manggarai Barat mencatat 58.278 kunjungan wisatawan domestik pada Mei 2025. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menunjukkan adanya lonjakan perjalanan wisatawan domestik ke Manggarai Barat sebesar 19,79 persen 3 pada periode Januari-Juni 2025 dibanding tahun lalu.

Sebagai salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Indonesia, Labuan Bajo dikembangkan tidak hanya sebagai pusat wisata bahari, tetapi juga sebagai destinasi gaya hidup terpadu. Menjawab peluang tersebut, Mawatu yang berdiri di atas lahan 12 hektar akan resmi dibuka untuk publik pada Oktober 2025, sekaligus menambah daya tarik Labuan Bajo dengan berbagai fasilitas gaya hidup.

“Selama ini sebagian besar wisatawan datang ke Labuan Bajo hanya untuk island hopping lalu kembali pulang. Dengan hadirnya Mawatu, kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih lengkap, di mana pengunjung bisa menikmati aktivitas dari pagi hingga malam di satu lokasi,” jelas Direktur Mawatu, Heryanto Kurniawan, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Sabtu (27/9/2025).

2. Commercial Village dan Fasilitas Terpadu: Magnet Baru Tenant dan Gaya Hidup

Potret lautan Labuan Bajo, NTT (IDN Times/Dewi Suci)

Tahap pertama pengembangan Mawatu adalah Commercial Village yang mencakup area seluas 5 hektar dengan 130-unit shophouses. Kawasan ini akan diisi beragam merek lokal, nasional, hingga internasional.

Di sektor hiburan, Cinema XXI hadir sebagai bioskop pertama di Pulau Flores. Sementara di retail, deretan brand pilihan seperti Bale Nagi Brewing, Vineyard, Sensatia, Guardian, Charis Se’i, Chill & Grill, Cap Bali, NYC Pizza, dan banyak lainnya akan meramaikan kawasan. Untuk segmen hiburan malam dan gaya hidup, LYD Group—pengelola La Favela Bali—akan menghadirkan beach club dengan konsep terpadu yang memadukan hiburan, olahraga, dan wellness.

Area komersial ini juga dirancang dengan ragam konsep seperti Town Shop, Tribal Shop yang menghadap mangrove, Beach Shop dengan pemandangan laut, serta Street Bar yang memberi ruang bagi UMKM. Lebih jauh, pengembangan Mawatu turut dilengkapi fasilitas publik dan rekreasi berupa amphitheater, day club, lifestyle hotel dengan 130 kamar, dermaga, laguna, dan kawasan mangrove.

“Dengan lebih dari seratus tenant dan fasilitas modern, Mawatu siap menjadi pusat gaya hidup dan pariwisata di kawasan Indonesia Timur, sekaligus magnet baru bagi brand regional maupun global,” tambah Heryanto.

3. Pariwisata Terpadu: UMKM, Komunitas, dan Budaya di Mawatu

Potret Labuan Bajo, NTT (pexels.com/@margherita-bianchini)

Menjelang pembukaan resmi, Mawatu telah menghadirkan program Sneak Peek berupa Seaside Market yang digelar bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan Dinas Pariwisata. Program ini melibatkan 47 pelaku UMKM yang menawarkan aneka produk mulai dari minuman khas, buah segar, makanan ringan, kerajinan tangan, hingga kuliner khas Flores.

Setiap akhir pekan, suasana semakin meriah dengan pertunjukan musik, penampilan DJ, hingga atraksi budaya seperti Tari Caci, tarian perang tradisional Manggarai Barat. Selama periode Sneak Peek yang berlangsung hingga akhir tahun, berbagai promo dan penawaran khusus juga disiapkan bagi pengunjung.

CEO Vasanta Group, Denny Asalim, menegaskan, “Kami menghadirkan ruang bagi UMKM agar mereka bisa tumbuh bersama. Ini akan membuka pasar baru bagi kerajinan, kuliner tradisional, dan jasa wisata, yang pada akhirnya memberi dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat lokal.”

Editorial Team