ilustrasi seorang pria sedang menjelaskan keunggulan produk syariah (pexels.com/Edmond Dantès)
Di balik peluang, terdapat berbagai tantangan di industri asuransi syariah. Pertama tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya 3,99 persen, jauh lebih kecil dari tingkat literasi asuransi pada umumnya. Umat muslim masih memilih asuransi jiwa konvensional karena satu dan lain hal dibanding asuransi syariah.
"Lalu sumber daya manusia masih sangat kurang apalagi yang mengenai teknikal syariah. Kita harap SDM mengerti regulasi, fatwa-fatwa, dan teknik underwriting dan lain-lain. Kurangnya, biasanya pelajaran mengenai finance diambil dari negara barat di mana konsepnya konvensional. Tapi di Prudential Syariah ada knowledge center," tutur Paul.
Ketiga adalah masih terbatasnya regulasi dan fatwa mengenai keragaman produk asuransi syariah, keterbatasan ragam produk investasi syariah di dalam dan luar negeri, aturan pajak yang belum terlalu jelas mengatur pajak atas surplus underwriting dan dana Tabarru, serta aturan mengenai hukum waris yang belum ada.
"Ekosistem pendukung belum support," tambah Paul.