ilustrasi perdagangan internasional (Pexels.com)
Untuk mengejar target ekspor tersebut, pemerintah akan membidik pasar baru nontradisional. Sebab, beberapa negara tujuan ekspor utama seperti China dan Amerika Serikat (AS) tengah mengalami perlambatan ekonomi. Adapun pasar baru nontradisional terbaru yang dibidik yakni India, Pakistan, Afrika Selatan, Nigeria, Meksiko.
Pada periode Januari-November 2023, nilai ekspor nonmigas India mencapai 18,45 miliar dolar AS. Menrurut Zulhas, pasar di kawasan Asia masih sangat luas, sehingga masih dapat untuk dieksplorasi, selain itu, Indonesia harus membuat produk-produk yang bernilai tambah seperti hilirisasi.
"Andalannya tetap CPO, batu bara, nikel, dan tentu produk-produk manufaktur dan juga produk hasil hutan," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag, Didi Sumedi menambahkan untuk mengejar target ekspor di tahun ini, pihaknya akan melakukan program ekspor melalui misi dagang, hingga terus membuka perjanjian dagang dengan negara lainnya.
"Membuat program ekspor dari misi dagang, berpartisipasi aktif dalam beberapa pameran, memperluas akses pasar dengan membuka terus perjanjian dagang dengan negara-negara yang sedang kita tuju,” ujar Didi.