Ilustrasi pengambilan dana BSU di kantor pos. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Terkait program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako yang menjadi penyebab harga telur melonjak, menurut Zulhas karena ada klaim bansos dari keluarga penerima manfaat (KPM) dengan jumlah yang sangat besar dalam 5 hari. Sementara, pasokan telur kala itu tak menutupi permintaan yang besar.
"Ibu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu. Nah daerah-daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako hanya waktu 5 hari salah satu isinya telur. Nah ini rapel uangnya 3 bulan gak banyak, jadi ada permintaan 5 hari mendadak pasar kurang suplainya, ya biasa suplai kalau kurang sedikit, kaget, harga naik," kata Zulhas.
Menurut Zulhas, para pemasok telur ayam menyarankan agar insentif BPNT dicairkan setiap bulan. Sehingga, para KPM bisa membelanjakannya setiap bulan, dan jumlahnya tak akan terlalu besar.
"Dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa gak tiap bulan, karena telur kan gak bisa cepat, gak bisa sekali bertelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan gak ada permintaan yang mendadak banyak," ujar Zulhas.