Sekitar pukul 13.30 WIB, Grand Ball Room Kempinski masih tampak ramai lalu lalang pengunjung. Mengintip ke Nusantara dan Garuda stage, suasana ramai masih terdengar dan deretan bangku pun terisi penuh.
Tapi di Bhinneka, belum lagi mencapai pintu masuk, sudah terlihat antrean mengular. Saat itu, Bhinneka masih diisi CEO IDN Media Winston Utomo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan CEO Visi Media Asia (VIVA) Anindya Bakrie.
IDN Times mencoba melongok ke dalam Bhineka. Tampak sulit masuk karena di dalam ruangan itu penuh sesak peserta. Bahkan, mereka ada yang berdiri karena tak ada bangku yang tersisa. Apakah mereka menantikan sesi Najwa Shihab, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang hadir dua jam lagi?
Tebakan itu muncul dalam benak kami. Tidak lama berselang, Najwa Shihab melintas dan memasuki Bhinneka stage. “Sudah pasti mereka menantikan Najwa,” tebakan sembarangan kami batinkan mengingat Najwa Shihab banyak diidolakan millennial.
Penasaran, IDN Times kemudian bertanya kepada pengunjung yang mengantre di luar stage. Apakah benar mereka menantikan Najwa?
“Saya mau menyaksikan sesi yang ada CEO Djarum dan Indofood,” kata seorang pemudi, menjawab pertanyaan IDN Times.
“Mau dengar paparan Cipta Ciputra,” sahut yang lain.
Ternyata tebakan itu salah. Banyak peserta yang menantikan sesi Building a Brand and a Legacy yang diisi CEO PT Djarum Victor R Hartono, CEO PT Indofood Axton Salim, dan General Manager Ciputra Group Cipta Ciputra Harun yang memang akan digelar tak lama lagi.
Begitu sesi The Future of Media yang diisi Rudiantara, Winston, dan Anindya Bakrie selesai, IDN Times berusaha masuk untuk mendapatkan tempat duduk. Tapi kami bernasib sama dengan banyak peserta lain, yang tidak mendapat tempat duduk dan terpaksa berdiri di jalur antara kursi pengunjung. Mereka tidak tampak kecewa. Dengan bersemangat, mereka beriap menyaksikan sesi yang akan segera dibuka itu.
Pertanyaan kepada ketiga narasumber dibuka presenter televisi Beverly Gunawan kepada Cipta, Axton, dan Victor secara bergantian. Para peserta tampak serius memperhatikan bagaimana ketiganya bisa ‘mengamankan’ bisnis ternama yang diwariskan dari kakek mereka hingga generasi ketiga tersebut.
Ketika akan menjawab pertanyaan kedua dari Baverly tentang product responsibility, Axton sempat merasa nervous. Sang moderator melempar pertanyaan tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara memasarkan berbagai produk Indofood dan mengeduksi masyarakat tentang pentingnya gizi makanan.
"Ini lihat kalian jadi deg-degan. Banyak banget orangnya," tutur Axton, mengawali penjelasannya. Rasa nervous yang dirasakan Axton sepertinya wajar, mengingat ratusan peserta yang hadir di Bhinneka stage.
Sesi diskusi menjadi lebih santai dan ceria setelah hadirnya pembicara Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi. “Ini saya merasa kalau meledekin ayah teman-teman saya, saya panggil ABG. Jadi saya dipanggil ABG sama anak-anak di sini, angkatan bapak gue,” gurau Lutfi, membuka pembicaraan di atas panggung.
Kehadiran Lutfi membuat suasana lebih cair. Beberapa kali fakta-fakta dan pengalaman ketiga narasumber lainnya membuat pengunjung terpingkal, tak terkecuali kami seraya berusaha fokus menulis omongan mereka untuk menjadi sebuah berita.
Tawa peserta sesi Building a Brand and a Legacy semakin meledak, kala Lutfi menceritakan pengalamannya ketika Indomie diklaim sebagai produk asli Senegal. Tak lupa bagaimana kisah Victor berbagi tips agar bisnis yang kita bangun bisa bertahan hingga generasi ketiga, bahkan lebih. Victor mengatakan dalam sebuah kelas yang pernah ia ikuti di Hong Kong, cara paling mujarab adalah jangan banyak anak dan istri.
“Istri satu aja dan anak jangan banyak-banyak. Kenapa ego itu kejadian, sorry biasanya orang Tionghoa istrinya lima, ya jelas aja ego kejadian, anaknya banyak,” ujar Victor yang disambar tawa peserta.
“Gak cuma orang Tionghoa aja, orang Islam juga istri lebih dari satu,” timpal Lutfi.
Beverly lalu menutup acara, namun Lutfi meminta waktu berbicara untuk menutup sesi ini dengan ‘kampanye terselubung’.
“Saya boleh dong tutup (sesi)?” sela Lutfi. Beverly pun mempersilakan. Lutfi kemudian merangkum pernyataan penutup dari ketiga pembicara. Ia lalu menambahkan masyarakat juga harus mengambil keputusan penting, terlebih di tahun politik ini.
“Saya minta kepada adik-adikku, semua bangsa Indonesua, untuk memberi pilihan yang benar. Karena ini bagian dari keputusan penting. Saya secara pribadi akan pilih presiden yang bekerja keras dan sudah terbukti,” ujar Lutfi, yang mendapat beragam respons dari pengunjung. Ada yang tersenyum, bersorak, hingga bertepuk tangan.
Instagram/@indonesia.millennial.summit