Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-14 at 15.30.08.jpeg
Konferensi Pers APBN KiTa periode September 2025. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Menteri Keuangan dan jajaran eselon I memaparkan kinerja APBN KiTa per September 2025.

  • Defisit APBN mencapai 1,56 persen atau Rp371,5 triliun, menunjukkan pendapatan negara lebih kecil dari pengeluaran.

  • Pendapatan negara sebesar Rp1.863,3 triliun (65% dari outlook), sedangkan belanja negara mencapai Rp2.234,8 triliun (63,4% dari outlook).

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersama jajaran eselon memaparkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per September 2025 yang dilaksanakan hari ini.

Dalam konferensi pers Purbaya kali ini, Purbaya mengenakan batik bermotif biru dan cokelat yang dipadukan dengan celana bahan hitam. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta sejumlah pejabat eselon I Kemenkeu. Namun tidak nampak Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (Tommy).

APBN Kita merupakan publikasi Kementerian Keuangan bulanan yang bertujuan untuk menginformasikan masyarakat mengenai kinerja pendapatan, belanja, dan pembiayaan negara sebagai bentuk tanggung jawab publik dan transparansi fiskal.

Dalam paparannya, Purbaya mengungkapkan data hingga September APBN mencatatkan defisit 1,56 persen atau Rp371,5 triliun. Defisit tersebut menunjukkan bahwa pendapatan negara lebih kecil dibandingkan pengeluaran atau belanja negara. Sampai akhir September pendapatan negara tercatat Rp1.863,3 triliun (65 dari outlook), sedangkan belanja negara telah mencapai Rp2.234,8 triliun (63,4 persen dari outlook).

Secara rinci, pendapatan negara sebesar Rp2.234,8 triliun tersebut terdiri dari:

  • Penerimaan pajak: Rp1.295,3 triliun

  • Kepabeanan dan cukai: Rp221,3 triliun

  • Penerimaan negara bukan pajak (PNBP): Rp344,9 triliun

Sementara belanja negara sebesar Rp2.234,8 triliun terdiri dari:

  • Belanja pemerintah pusat: Rp1.589,9 triliun

  • Transfer ke daerah: Rp644,9 triliun

  • Keseimbangan primer yang masih positif di angka Rp18 triliun.

"

Editorial Team