Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Bali, IDN Times - Para pemangku kepentingan di sektor keuangan negara-negara ASEAN bakal membahas kemungkinan krisis perbankan di negara maju memengaruhi negara berkembang.

Hal itu akan dibahas dalam agenda pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN, Wakil Menteri Keuangan dan Deputi Bank Sentral ASEAN di Bali yang akan berlangsung pada 27-31 Maret 2023.

"Mungkin belum disebut krisis ya, bank problem di beberapa negara, di Amerika maupun di Swiss, yang itu tentunya akan menjadi salah satu background pembahasan untuk masalah global economy," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023).

Dody mengatakan, pertemuan ASEAN dalam seminggu ini juga akan dihadiri oleh organisasi internasional, salah satunya Dana Moneter Indonesia (IMF) yang akan mengangkat isu-isu terkini mengenai perkembangan ekonomi global.

1. Soroti dampaknya terhadap sektor keuangan negara ASEAN

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam media briefing di Kabupaten Badung, Bali, Senin (27/3/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Dody menambahkan, para pemangku kepentingan sepakat untuk melihat efek limpahan dari permasalahan bank di AS dan Eropa, baik dari sisi makro, lalulintas modal, nilai tukar, maupun likuiditas.

"Kalau di sektor keuangan kepada bagaimana ketahanannya, jadi ini yang saya rasa bagian diskusi terkait dengan global economy di dalam pembahasan ASEAN maupun ASEAN+3," ujarnya.

2. Pemangku kepentingan waspadai dampaknya ke startup dan e-commerce

Editorial Team

Tonton lebih seru di