Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menerbitkan izin impor 200 ribu ton beras yang akan dilaksanakan Bulog. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo tak mau berkomentar soal impor beras tersebut.

"Aku tidak bicara impor. Kalau impor tanya yang lain," kata Syahrul kepada awak media usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (7/12/2022).

1. Mentan hanya mau bicara soal produktivitas padi

Petani merontokkan bulir padi saat panen raya padi. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Syahrul menegaskan, dirinya hanya mau berbicara soal produktivitas padi. "Kalau bicara sama saya produktivitas. Produktivitas kan hasilnya luar biasa," kata Syahrul.

Dia mengatakan, di 2022 ini, produksi beras justru termasuk yang tertinggi, yakni 31,9 juta ton, naik 1,72 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Inilah produktivitas yang paling tinggi selama Indonesia ada. Tanya BPS," kata Syahrul.

2. Panen raya diprediksi Maret-April 2023

Ilustrasi lahan sawah (IDN Times/ Ervan)

Adapun musim panen di 2023 mendatang, diprediksi jatuh pada Maret-April, dan juga Juli-Agustus.

"Panen raya itu puncaknya Maret-April. Yang kedua puncaknya ada di Juli-Agustus. Kalau mau nyerap pas panen raya," ujar dia.

3. Impor beras 200 ribu ton direalisasi bertahap

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Bulog sendiri yang sudah mengantongi izin impor beras 200 ribu ton mulai merealisasikannya bulan ini. Sebab, realisasinya memang harus dilakukan sampai akhir 2022.

Secara keseluruhan, dari rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bulog mendapat penugasan impor 500 ribu ton beras hingga awal 2023.

Namun, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, impor pada Januari 2023 akan dilakukan menyesuaikan produksi padi tahun depan. Namun, jika hingga Februari 2023 panen belum terjadi, kemungkinan besar impor akan dilakukan lagi.

"Ya kita gak bisa memaksakan, kalau tidak ada ya kita harus penuhi dari luar itu kan emergency," kata Buwas.

Editorial Team