Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani saat menjadi panelis pada Milken Institute Asia Summit 2024 di sesi “Encouraging Greater Collaboration”. (dok. Kementerian Investasi/BKPM)

Singapura, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan kolaborasi menjadi kunci menghadapi ancaman global. Hal ini disampaikannya saat menjadi panelis pada Milken Institute Asia Summit 2024 di sesi “Encouraging Greater Collaboration” yang berlangsung di Singapura, Rabu (18/9).

“Ketidakpastian adalah risiko terbesar stabilitas geopolitik global. Jawaban dari ancaman itu adalah kolaborasi,” kata Rosan.

Ia menuturkan, kolaborasi harus diwujudkan dalam berbagai sektor ekonomi politik. Tujuannya, untuk memberikan kepastian kepada investor. 

“Ajakan ini yang kami tawarkan kepada para investor, dengan stabilitas ekonomi politik yang ada, menuju Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.

1. Buka kesempatan kemitraan strategis dengan Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani. (dok. Kementerian Investasi/BKPM)

Rosan menjelaskan, Milken Institute Asia Summit 2024 merupakan ajang para pemimpin global membentuk kemitraan strategis untuk mengakses pasar baru dan meningkatkan pertumbuhan jangka panjang. Acara yang dihadiri oleh para pemimpin global di berbagai sektor itu, menjadi wadah diskusi mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi Asia.

“Khususnya dalam konteks ekonomi global yang terus berubah,” terang dia.

Ia mengatakan, di tengah-tengah dinamika politik ekonomi global saat ini, Indonesia melewati proses pemilihan umum di awal tahun 2024 dengan lancar dan damai. Hal inilah yang dinilai  menjadi kekuatan Indonesia, suasana damai dan stabil. 

Menurut dia, untuk memfasilitasi investor dalam mendukung arah kebijakan Pemerintah Indonesia dalam membangun sumber daya manusia, pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan Super Tax Deduction untuk mendorong investasi di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) serta pelatihan vokasi.

“Pemerintah akan memberikan insentif bagi perusahaan yang berpartisipasi dalam program vokasi dan pendidikan bagi tenaga kerja Indonesia, mendapatkan pengurangan pajak hingga 200 persen. Sementara bagi yang berinvestasi dalam kegiatan R&D akan mendapatkan pengurangan pajak hingga 300 persen,” papar Rosan yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.

2. Berbagai potensi energi hijau Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di