Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(IDN Times/Kevin Handoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut banyak alat kesehatan yang dibeli melalui dana alokasi khusus (DAK) tidak terpakai. Menurutnya, alat-alat tersebut terkesan dipaksakan pembeliannya.

"Banyak alat kesehatan yang senantiasa dibeli melalui DAK Kesehatan. Kadang kala alat kesehatan tidak dibutuhkan atau mungkin secondary aja, tetapi mungkin didorong sedemikian rupa sehingga dibeli," ujarnya saat membuka Rakorbangpus 2020 secara virtual, Selasa (12/5).

1. Suharso minta seluruh Bappeda di Indonesia memperhatikan Puskesmas

Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Dalam kesempatan itu, Suharso meminta kepada seluruh Bappeda di Indonesia agar memperhatikan Puskesmas yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di daerah. Ia menilai Puskesmas yang ada saat ini masih harus terus dibenahi.

"Ini titipan saya kepada Bappeda di seluruh Indonesia, tolong diperhatikan dengan baik puskesmas itu. Puskesmas itu ujung tombak pelayanan kesehatan. Sayang sekali hanya 33 persen yang memenuhi syarat di seluruh Indonesia. Ini PR bersama. Utamanya untuk Ketua Bappeda Indonesia," kata dia.

2. Tekan impor alat kesehatan, Suharso bakal dorong industri farmasi

Petugas laboratorium Farmasi

Perihal fasilitas kesehatan, Suharso menilai industri farmasi di dalam negeri perlu didorong. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor alat kesehatan.

"Kalau kita bicara lagi fasilitas kesehatan yang lain terkait rumah sakit, kemudian laboratorium, alat kesehatan, hari ini kita 94 persen mengimpor," tutur dia.

3. PR Indonesia membenahi sistem kesehatan masih banyak

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa (Live Instagram bersama IDN Times)

Oleh karena itu, pekerjaan pemerintah baik di daerah maupun pusat dalam membenahi sistem kesehatan di Tanah Air masih sangat besar. Ia mengingatkan agar semua pemangku kepentingan bisa saling bersinergi dan harmonis dalam menjalankan kebijakan.

"Kita Alhamdulilah bisa menghasilkan 50 persen vaksin di dunia. Dan sayangnya vaksinasi atau imunisasi dasar yang ideal kita lakukan kepada bayi Indonesia, rata-rata nasional itu tidak sampai di atas 60 persen bahkan 56 persen. Jadi PR masih banyak untuk sistem kesehatan," kata Suharso.

Editorial Team