Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Dari sisi internal, Ibrahim menyebut bahwa pergerakan rupiah dipengaruhi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) soal data inflasi Indonesia periode Mei 2021 yang hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar.
BPS melaporkan terjadi inflasi 0,32 persen pada Mei 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan Mei 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 1,68 persen. Inflasi inti dilaporkan tumbuh 1,37 persen YoY, sama persis dengan konsensus.
“Kenaikan inflasi tersebut bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang membaik,” jelasnya.
Untuk perdagangan Senin, Ibrahim memprediksi rupiah akan melanjutkan penguatan.
“Untuk perdagangan minggu depan, Senin, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.160-Rp14.210 per dolar AS,” katanya.