Kisah berbeda dialami oleh pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Kota Palu. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu Syamsul Syaifudin mengatakan sektor tersebut tetap tumbuh, bahkan sampai ekspansi pasar sampai ke luar daerah di tengah pandemik virus corona, salah satunya tepung terigu 'Kribo' khas Palu.
Pemilik usaha tepung terigu Kribo, Kartika, mengatakan saat ini dirinya memenuhi pasar Makassar 3,5 ton setiap pekannya. Ia mengandalkan penjualan secara daring hingga akhirnya ia tidak menyangka permintaan sampai ke Sumatera dan Kalimantan. "Saya sekarang kendala biaya pengiriman. Ongkos kirim terlalu mahal, sehingga kami belum bisa penuhi permintaan dari Sumatera," katanya.
Kartika baru mendirikan usahanya pada 2018 pasca gempa Palu. Kini, ia telah mempekerjakan 16 karyawan dan membuat beberapa varian untuk menjadikan adonan gorengan menjadi segar dan kering (crispy).
Untuk varian premium, kata Kartika, daya segar dan kering bertahan 20 sampai 24 jam. Untuk varian biasa, daya tahan segar dan kering lima sampai enam jam. "Kalau digunakan menggoreng malam ini, sampai besok malam masih tetap segar dan kering. Itu keunggulan produk kami," katanya.
Selain daya tahan keringnya yang lama, tepung kemasan Kribo ini juga memiliki sejumlah varian rasa, seperti keju, manis dan pedas. "Biasanya orang Palu sukanya yang pedas, sehingga kalau dipakai menggoreng pisang itu rasanya pedas," katanya.