Jakarta, IDN Times – Potensi pariwisata Indonesia disebut besar. Pada debat pemilihan presiden April lalu, Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pernah mengatakan potensi pariwisata halal di Indonesia bisa mencapai Rp3.300 triliun.
Sayangnya, kata Sandiaga, menurut Global Islamic Economy Index, pariwisata halal masih peringkat 10 padahal Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. “Padahal kita sebagai negara dengan duduk muslim terbesar mestinya bisa lebih memberikan ranking yang lebih baik dalam urutan negara dengan pengimpor sebagai pengimpor produk produk halal,” kata Sandiaga di Hotel Sultan, Senayan, Sabtu (13/4).
Pernyataan Sandiaga tentang pariwisata halal bisa jadi benar adanya. Berdasarkan Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2018/2019, Indonesia berada pada peringkat 10 dengan skor 45. Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia di posisi pertama dengan skor 127.
Negara lainnya adalah Uni Emirat Arab posisi kedua dengan skor 89, Bahrain ketiga dengan skor 65, Arab Saudi peringkat 4 dengan skor 54, Oman di peringkat 5 dengan skor 51, Yordania, Qatar dan Pakistan di peringkat 6, 7 dan 8 dengan skor 49. Posisi 9 ada Kuwait dengan skor 49.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya 9 April, Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia. Lembaga pemeringkat Mastercard-Crescent menempatkan Indonesia pada peringkat pertama standar GMTI dengan skor 78 bersama dengan Malaysia yang sama-sama berada di ranking teratas.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi lembaga pemeringkat dunia Mastercard–Crescent GMTI yang memberikan penilaian tertinggi pada Indonesia. “Akhirnya, target yang kita impikan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia tercapai. Ini membuktikan untuk mencapai kemenangkan harus direncanakan,” kata Arief.
Meski sudah menempati urutuan pertama dan diakui dunia, bisakah Indonesia mempertahankannya dan mengembangkan potensi pasar pariwasata halal?
Pasalnya, menurut survei GMTI April 2019, pada 2020 diperkirakan akan ada 160 juta wisatawan muslim yang mencari pariwisata halal, bahkan di 2026 jumlahnya diperkirakan meningkat hingga 230 juta wisatawan.
Pada 14 Mei 2019, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang diketuai Presiden Joko 'Jokowi' Widodo meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia. Buku dengan tebal lebih dari 400 halaman itu mempunyai 4 fokus utama.
Pertama, penguatan halal value chain dengan fokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi. Kedua, penguatan sektor keuangan syariah. Ketiga, penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM sebagai penggerak utama halal value chain atau rantai nilai halal, dan terakhir penguatan di bidang ekonomi digital.
Secara khusus, master plan itu membahas bagaimana kondisi pariwisata halal hingga program percepatan untuk mewujudkannya.