Menurut Galuh, padi hibrida perlu dimasukkan dalam prioritas perencanaan pembangunan pertanian. Padi hibrida memang belum dimasukkan ke dalam program utama yang terkait dengan perencanaan pembangunan pertanian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/RPJMN.
"Alasan untuk kurangnya prioritas ini mungkin karena statistik kuantitas produksi beras nasional di Indonesia telah lama dibesar-besarkan. Baru belakangan data ini dikoreksi menggunakan metode Kerangka Sampel Area," ungkapnya.
Dengan statistik resmi yang menunjukkan tingkat produksi beras yang mencukupi, kata Galuh, pembuat kebijakan tidak terdorong untuk berfokus pada peningkatan produktivitas. Hal itu mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pengembangan padi hibrida.
"Karena itu, tidak mengherankan pemerintah tidak memiliki program yang signifikan untuk meningkatkan penerimaan padi hibrida oleh petani," ujarnya.