Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dolar Amerika (unsplash.com/金 运)
ilustrasi dolar Amerika (unsplash.com/金 运)

Intinya sih...

  • Aliran modal asing keluar Rp11,3 triliun dari pasar keuangan dalam negeri

  • Modal asing paling banyak keluar dari pasar SRBI, sementara imbal hasil SBN 10 tahun turun

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar bersih dari pasar keuangan dalam negeri pada pekan IV Juli 2025, tercatat sebesar Rp11,3 triliun.

Berdasarkan data transaksi periode 21-24 Juli 2025, modal asing keluar dari pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp13,5 triliun. Namun pada saat yang sama terjadi aliran masuk modal asing sebesar Rp100 miliar di pasar saham.

"Dan Rp2,1 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, dikutip Minggu (27/7/2025).

Dengan demikian, modal asing keluar bersih pada periode pekan IV bulan ini sebesar Rp11,3 triliun.

1. Asing paling banyak keluar dari pasar SRBI

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, sejak awal tahun hingga 24 Juli 2024, tercatat aliran modal asing paling banyak keluar dari pasar SRBI. Nilainya mencapai Rp60,19 triliun dan melalui pasar saham senilai Rp58,92 triliun.

Pada periode yang sama, terjadi aliran modal asing yang masuk ke pasar SBN, dengan nilai mencapai Rp59,52 triliun.

2. Imbal hasil SBN 10 tahun turun

ilustrasi imbal hasil (pexels.com/olia danilevich)

Adapun premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 24 Juli 2025 sebesar 70,90 basis poin (bps). Ini turun dibandingkan posisi 18 Juli 2025 sebesar 72,51 bps.

Sementara imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun juga turun ke 6,5 persen. Sedangkan yield US treasury dengan tenor sama susut ke level 4,395 persen.

3. BI dukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia

Ilustrasi Bank Indonesia (Unsplash/Nindya A A)

Bank sentral menegaskan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.

Selain itu, BI juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal tersebut dilakukan guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Editorial Team