ilustrasi kekayaan (IDN Times/Aditya Pratama)
Hal itu menunjukkan terjadinya ketimpangan kekayaan yang sangat mencolok. Peneliti di Brookings Institution, John Sabelhaus mengungkapkan, ketimpangan kekayaan sangat dipengaruhi oleh harga berbagai jenis aset.
"Salah satu hal yang akan menyebabkan ketimpangan kekayaan meningkat jika diukur dengan konsentrasi kekayaan adalah pasar saham," ujarnya.
Ada juga yang mengaitkan dengan perpajakan yang berkontribusi terhadap ketimpangan kekayaan. Sabelhaus mengatakan, celah dalam sistem pajak menciptakan persaingan yang tidak adil.
"Khususnya selama seperempat abad terakhir, perubahan dalam kebijakan pajak telah mempersulit pengenaan pajak kepada orang kaya. Ada lebih banyak pengecualian, lebih banyak cara untuk menghindari pembayaran pajak," tutur dia.
Banyak warga Amerika yang memperoleh pendapatan mereka terutama dengan menukar waktu dan keterampilan dengan gaji, yang dikenakan pajak berdasarkan berapa banyak penghasilan individu tersebut. Di atas kertas, pendapatan orang-orang yang sangat kaya tidak begitu jelas.
"Jika kita menganggap pendapatan sebagai semacam peningkatan kemampuan seseorang untuk membelanjakan uang dari waktu ke waktu, Anda dan saya memiliki gaji. Dan gaji tersebut mengukur seberapa banyak yang dapat kita belanjakan," ucap Sabelhaus.
"Musk memiliki paket kompensasi yang sangat besar. Namun, paket tersebut hanya sebagian kecilnya yang muncul sebagai pendapatan kena pajak karena sebagian besarnya berupa bonus dan cara lain mendapatkan gaji yang memudahkan untuk menghindari pajak," imbuh dia.